Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
CISDI: Cukai minuman berpemanis berpotensi tekan kasus baru diabetes
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-05 22:19:10【Tempat Makan】124 orang sudah membaca
PerkenalanWarga berbelanja minuman manis di salah satu supermarket Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (1

Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menyangakan cukai dan label peringatan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) dapat menjadi langkah efektif menekan kasus baru diabetes dan kematian akibat penyakit ngak menular tersebut.
Project Lead for Food Policy CISDI Nida Adzilah Auliani dalam diskusi di Jakarta, Kamis, menjelaskan bahwa studi yang dilakukan CISDI pada 2024 memperlihatkan bahwa penerapan cukai MBDK berpotensi mencegah 3,1 juta kasus baru diabetes tipe 2 dan 455.310 kematian akibat penyakit tersebut.
"Kemudian kalau dari sisi ekonomi, biasanya dalam kesehatan akan menghitung dari Disability-Adjusted Life Year (DALY) atau sebenarnya berapa tahun-tahun yang hilang karena dia ngak produktif. Kalau dikonversi secara ekonomi, dengan kita bisa mencegah kematian dan kasus, Indonesia itu bisa menghemat sekitar Rp40,6 triliun kalau ada kebijakan cukai MBDK," tutur Nida.
Tidak hanya cukai terhadap MBDK, pihaknya juga merekomendasikan mewajibkan penggunaan label peringatan yang terbukti efektif untuk mendorong masyarakat memilih produk dengan kandungan gula, garam, dan lemak yang lebih rendah.
Baca juga: CISDI: Konsumsi minuman berpemanis dapat bebani anggaran kesehatan
Secara khusus, dia menyoroti label depan kemasan di Indonesia masih bersifat sukarela dan ngak konsisten di seluruh industri. Tanpa standar yang wajib, produsen bisa memanipulasi desain, dengan baru 12 persen Indonesia membaca tabel nutrisi menurut survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
"Yang kami lihat bahwa level peringatan itu yang paling bisa menurunkan konsumsi produk yang ngak sehat, karena approach-nya beda dengan nutri-level," tuturnya.
Label peringatan itu, kata dia, akan membantu konsumen untuk mengetahui zat negatif yang harus dikurangi seperti gula, garam, dan lemak.
BPOM sebelumnya berencana mewajibkan pencantuman nutri-leveldi kemasan produk olahan yang terdiri dari beberapa tingkatan berdasarkan kandungan gula, garam, dan lemak.
Baca juga: Pemerintah bahas skema cukai MBDK, CISDI usul kenaikan harga 20 persen
Sementara untuk penerapan cukai MBDK rencananya akan diterapkan pemerintah tahun depan, dengan besaran tarif cukai masih akan didiskusikan antara pemerintah dan DPR RI.
Suka(3)
Sebelumnya: 6 gaya hidup anak muda yang diam
Selanjutnya: BPKH: Pelaku usaha RI berpeluang garap 30 persen ekosistem haji
Artikel Terkait
- Produk olahan rempah Indonesia dilirik pasar Timur Tengah dan Afrika
- Riset: Mayoritas responden akui MBG ringankan beban keluarga RI
- Mendag: Transaksi TEI 2025 capai 22,8 miliar dolar AS
- Album Asia: Perjalanan manis buah durian dari Malaysia ke China
- Menperin: Struktur industri nasional makin solid dan kompetitif
- JEF 2025 dinilai jadi ruang pelaku ekraf dorong ekonomi Jakarta
- Stafsus DKI tegaskan komitmen Pemprov jaga kualitas lingkungan
- Riset: Mayoritas responden akui MBG ringankan beban keluarga RI
- KBRI Yangon dukung penuh timnas putri U
- Pameran dagang dan jejak diplomasi ekonomi antar
Resep Populer
Rekomendasi

84 ribu siswa di Tangsel terima manfaat program MBG

Kudus didukung 21 SPPG untuk program MBG

Dinkes Pamekasan ambil sampel makanan selidiki kasus keracunan siswa

Aktris Diane Keaton mengidap pneumonia bakterial jelang wafat

PBB Siap tingkatkan bantuan bagi warga Gaza usai gencatan senjata

Radiasi UV semakin tinggi, ini imbauan BMKG beserta pencegahannya

UNRWA: Harga pangan Gaza melonjak ekstrem usai lahan dirangakan Israel

Polda Sulteng bekali 26 personel pelatihan DVI dan keamanan pangan